Terimakasih PDT SSEAYP 2015

Akhirnya saya bisa menghela nafas lega dan rasanya kasur kamar wisma wiratno nomor 21 adalah kasur nikmat yang saya tunggu-tunggu, saya ingin tidur melepas lelah PDT. Malam itu adalah, eh pagi itu adalah 26 Okt 2015. Walaupun hanya dua kasur berjajar dan ditiduri 3-4 orang, tapi rasanya saya bisa tidur sedikit lelap dengan selimut batik makassar. Di samping saya sudah ada Bian yang sudah tertidur nganga nggelebak sana nggelebak sini dan piyan dengan pose sok-sok sleeping handsomenya. Oya, batik makassar ini sudah saya klaim, padahal punya kia, sudah saya pakai jadi bawahan sehari semalam, dan masih ada aja yang ingin mlorotin, dan juga dipakai jadi alas meja tempat kue VIP closing PDT, ya baunya udah kemana-mana, semoga makanannya masih enak. Sebenarnya saya cukup berdosa, teman-teman saya masih di Amphie Pusoyu, menggiring dan “menguprak-uprak” garuda42 untuk segera packing kontingen di tengah-tengah kantuk yang sudah terlawan oleh penampilan seni yang bikin mereka senyum-senyum agak puas.

Beberapa detik menjelang keberangkatan, garuda42 sedang late lunch (soalnya packing tidak selesai-selesai bongkar sana, bongkar sini), saya sudah beres mandi dan siap-siap berangkat ngawas speaking test Salemba. “Lho, kamu nggak ikut send off”, sore itu saya harus ngawas ujian, jadi saya tidak ikut, tapi rasanya berat sekali, rasanya kenangan PDT ini kurang lengkap kalau tidak ikut ke Bandara untuk send off. Saya baper dan mellow sekali, semenjak garuda42 rehearsal NP nyanyi “terimakasih cinta”, saya sudah misek-misek ditahan. Gini amat ya jadi panitia PDT, padahal bawaannya kesel melulu. Lanjutkeun. Saya pamit dengan teman-teman alumni, dan sambil lewat “see you in the next two months” ke garuda42…. karena kalau saya salaman satu-satu pasti bakal ….. ah sudahlah. Waktu jalan ke lorong kamar putra, tetiba Janice dan Jefri nyamperin “Kakak makasih ya….. untuk semua bantuannya…. ” pelukan dan saya tersenyum… “huanjirrr… you guys”, dua orang yang saya notice sangat helpful dan humble. Btw, bapak grabbike sudah menunggu depan gerbang seskoal. saya berangkat… dan hampir misek-misek lagi di tengah perjalanan ke Salemba. Rasanya… saya masih khawatir, bisa nggak ya mereka dilepas, inget nggak ya tugas-tugas dan detailnya, masih underpressure nggak ya… udahlah bismillah, mereka pasti bisa. Lalu, terlihatlah raut muka bahagia mereka di path. Path yang penuh gambar2 send off, “malam dan hari sakit sedunia”.

Teman-teman dan kakak-kakak alumni SSEAYP tercinta, terimakasih atas semangatnya, yang membuat saya selalu teringat nilai-nilai ketulusan dan keikhlasan dalam bekerja dan berbuat… entah mengapa PDT 2015 ini memiliki kesan yang sangat dalam bagi saya. Awal kesan mendalam PDT 2015 ini dimulai jauh-jauh hari sebelumnya, di sebuah deretan kamar yang kami beri nama The WAY (Wildan Adi Yogi) yang kemudian menjadi The Y karena Wildan dan Adi pindah. Waktu itu Wildan ke Jakarta lagi untuk ikut fully funded training  tentang life planning, seselesainya program itu Wildan menginap di kosan. Wildan menunjukkan semangatnya bahwa ia bersedia menjadi PO PDT, ia ingin mendedikasikan waktunya untuk PDT 2015. Saya kaget, sedih, sekaligus gembira. Setelah resign dari internship di perusahaan di Jakarta, Wildan ingin sekali melanjutkan cita-citanya untuk sekolah lagi dan seharusnya dia berada di track ini. Tapi entah mengapa, ia memilih untuk menunda cita-citanya ini dan melewati masa-masa persiapan dan pelaksanaan PDT yang sangat tidak mudah, complicated, ada aja komentarnya, full concentration. Ini adalah pengorbanan besar yang sangat sangat saya hargai, mempersiapkan banyak orang dengan menunda kesuksesan diri. Tapi saya percaya bahwa Tuhan akan memberikan lompatan rizki bagi mereka yang tulus berkorban, cepat atau lambat. Begitu juga dengan Tama, teman super detail, terstruktur, dan mampu menaklukan hal-hal teknis yang ribetnya melebihi menaklukan cewek yang labil ketika diajak makan dan labil kalau dibilang gendut/kurus. In one side, Tama adalah teman yang kami harapkan dapat membantu wildan. Putri Solo vs Ken Arok, aduh saya bingung nemuin padanannya, yang satu seksama yang satu cekatan. Di tengah-tengah waktu menjalani bulan-bulan pertama di MayBank, tama juga yang harus berurusan dengan keuangan, dokumen, dan segala printilan logistik dan semuanya terlewati…..di Garuda40 mereka berdua adalah orang yang kami sayangi dan banggakan. Saya kadang malu sendiri, karena tidak bisa banyak bantu dan selalu datang rapat ketika yang lain sudah pada pulang (tapi sering disisain porsi sate depan GH).

Dengan segala kesibukannya jadwal kerja weekend, mengurus keluarga, kuliah, istirahat weekend, family time dsb, sulit sekali mengumpulkan Jakarta PYs angkatan saya untuk berkumpul dan meminta bantuan. Sampai dititik yasudah lah ya mau diapain lagi…. saya percaya bahwa Tuhan tidak tidur. Eva – abang, mpok yang menyatu di badannya – adalah teman curhat saya selama kuliah dan rapat-rapat di GH, teman ghibah di KRL dan teman penyemangat yang selalu mencoba keep update attire garuda42 udah sampai mana, kakak alumni yang handle udah sampai mana saya bisa bantu apa. One thing I remember from him, eh her… di tengah-tengah sumberdaya yang sedikit “SSEAYP gives me a lot, di saat saya punya waktu buat pay back, kenapa nggak”. Dan di sela-sela bulan2 pertama di Frisian Flag jadi MT, saya tahu dia sedang stress ditambah dengan rumahnya yang kemalingan saat awal PDT, my gosshhhhh makkkkk…. lu kenapa lagiiiiiiiii…. dia masih menyempatkan waktu saat PDT dan cukup pedas melebihi sambal penyet depan seskoal untuk benerin attire dan make up garuda42. Makasih ya Mak.

Sayapun terkejut – rupanya nggak maen2 – kalau si dokter baik hati dan binalwati garuda40 RESIGN dari kerjaannya buat dateng PDT, sampe saya berpikir “Lu ngapain pake resign, dah lho.. ditekuni dateng diakhir aja”. Saya supersalut dengan ibu dokter bertenaga kuda liar sumbawa ini. Dan benar, Ocha jadi bemper panitia untuk una-ini-una-ini dan update perkembangan psikis dan medis salah satu peserta, bolak-balik RSCM beserta printilannya. Tuhan dengan rencana yang tak terdugaNya ngirim Ocha buat kami saat, yah you know situasi yang tidak pernah kami bayangkan. Makasih banget ya cha…. buruan nikah. Kami butuh kepastian.

“Masyog, tenang aja, dari tanggal 20an, aku bakal di SESKOAL” wa dari mak Kia, si press-attire yang serba bisa una-ini, yang pasti udah nabung jauh-jauh hari pokoknya, udah sampe aja di Jakarta jauh-jauh dari Makassar. Ghibah dan kebaperanmu adala hiburan bagi kami JPY. Terimakasih atas gercep dan kedetailannya mempimpin kepanitiaan pengukuhan.

“Pokoknya kabari aja ya, dan kasih suratnya H-3 minggu PDT paling lambat” kata Opo saat SSEAYP kumpul lagi. Duh,, ngirim sms hari apa nyampe hari apa, ngomong di telpon juga iya-iya aja. Saya tau, Opo harus bergelantungan di pohon untuk mendapatkan sinyal diperbukitan Wamena, dan harus ke kota yang nggak tau berapa jauh jaraknya untuk mendownload surat. Dan… dia datang dong H-1 PDT. “If you need my help, just ask me” mulai dari motokopi, bangun pagi, stand by di ruang sesi, ngedit musik, soundman, dan pasti kurang tidur karena masih ada diskusi bareng bang Melv setelah anak-anak tidur. Pokoknya masalah kelistrikan saya bego banget deh, dan udah nggak ngerti lagi deh saya harus berterima kasih pake apa.

“Pak, barusan ku emailin draft PBB, kasihin ke anak-anak. Maaf ya aku mau konsen skripsi, belum bisa bantu PDT taun ini”, fufufufu……..Edho nggak bisa dateng. Teman yang paling gercep untuk bantu sana-sini dan selalu tersenyum “Saya siap bantu” tahun ini nggak bisa dateng. Bakalan tidak ada kata “Ulangi” di PDT ini. Tapi beberapa hari sebelum PDT “Pak, liat besok ya, kalau aku dapet ACC dosen aku cabut dateng PDT”, “Pak, angkat telponnya” “Pak, aku mau beli tiket aku berangkat” ….wwwwwwhhattttt….. “skripsi lu gimanaaaaa” dan dengan berbagai misi Edho datang ke PDT. Saya masih khawatir.. skripsinya bakal selesai tidak, se nyuri-nyuri waktunya untuk PDT tetep saja tidak konsen. Fisik boleh di kantor atau pengen baca buku, tapi hati dan pikiran pasti di PDT. Dengan segala kebiasaan bangun subuh, ke-gercep-an, dan ke-segala-siapannya, edho DOES help us a lot menggembleng kedisplinan dan keseriusan garuda42. Dan di kala teman-teman masih ngeZombie habis renungan, dia sudah cabut marathon 10K pagi-pagi dan pulang bawa medali. Dho, teriring doa untuk kelancaran dan ke-on-time-an penyelesaian skripsimu, untuk kesehatanmu. Semoga melalui dedikasimu di PDT ini, Tuhan memberikanmu banyak kemudahan untuk menyelesaikan tugas akhir, Salam semangat dan please let us know if u need help.

Terimakasih kepada para PIC harian. Terimakasih Raissa yang jadi susah belajar menyiapkan Tes IELTS, bawa-bawa A1, rajin mengisi evaluasi dan bikin bintang-bintang, di penutupan datang lagi, dan segala kesiapsiagaannya bantu-bantu banyak, berkat form google dan sesi nguprak-ngiprak group abhinaya dan garuda40, pembantu umum yang dateng jadi banyak. Terimakasih Ade dan Mbok ning atas perhatian dan bantuannya di tengah-tengah waktu bekerjanya. Terimakasih Bian – tukang foto, pengawas sesi, reminder peserta, petugas kamar, dan segala bantuannya. Tuhan sekali lagi menahanmu untuk tidak pulang sebelum pengukuhan. Terimakasih telah menjadi duplikatnya Raissa (mungkin bentar lagi jodohnya), menjadi partner wara-wiri yang suka dibully dan membully, dan tugas harian terlaksana dengan rapih. Putar lagu pamela lagi boleh. Terimakasih Dimas atas ide kreatif pelaksanaan pdt, The city exploration was aweeesssoomeeee!!!! menyusun format evaluasi dan administrasi yang rapih (walau nepi ka bosen, anak-anak belum nyerahin form sampai saat ini. Tapi saya tidak akan lupa. hahaha #nyinyir). Terimakasih Ijal Nicky… you guys awesome.. yang bolak-balik Jambi dan yang eh malah ga ikut penutupan. Terimakasih kedatangannya dan tugas2 cabutan yang saya bagikan. Maaf suka nyuruh2.

Terimakasih Trio Kang Ade, Bang Ronal, Mas ivan, yang mengonsep garis besar PDT dan konsep team buildingnya. Aku lupa sebutan trio ini, Ka Pia inget. Makasih printernya, jajannya, dan ide-ide besarnya…..

Terimakasih Bapak Kesenian tiada tara, yang meluangkan banyak sekali waktu selama PDT. Tidak ada yang berani tidur di kasur bang Melvin kecuali bang Hamdi.hahahahaha.  Terlalu sakral sepertinya #peace. Terimakasih atas transferan spirit merah putih, kepekaan terhadap teman2 garuda42 dan masukan-masukan kepada panitia inti. Terimakasih telah mengajarkan bagaimana membentuk dan menjadi kontingen yang baik. Terimakasih juga untuk bang ikhwan, mbak uthe, uda wira, bang hamdi, Ka Ita.

Terimakasih kepada ibu Kepala Sekolah SSEAYP, Kak Pia, atas masukannya, kerjasamanya, dan all things related to materi pemateri kurikulum besar dan eksekusinya, Houwoo…mungkin sudah bosan sekali ngirim jadwal terbaru terbaru terbaru lagi. It’s been 2 years kak, dan tahun ini semakin tertata. Mau pulang bareng orang-orang ronda lagi nggak? hahaha…. terimakasih atas waktu dan perhatiannya di tengah-tengah kesibukan mengurus CIKAL. By the wat mari kita perdayakan dimas untuk jadi pak guru tahun depan :).

Kepada SSEAYP woman, ka Tari, yang selalu ditanya-tanya mulai dari nggak penting, dan mulai dari yang pertanyaan amatir, terimakasih atas segala update-annya, alur birokrasi, dan respon cepat terhadap wa wa dadakannya. Pokoknya jadi ngerti banget dh harus kemana isinya apa, termasuk kelengkapan profile book, narsum, teknis upacara, dan printilan lainnya…

Terimakasih tim Press (Puji-pram), SII (Bang Oddy) updater sosmed and web (Uda Wira), attire (Nobe, andin, meika), VA (bugi), CA(iyus, ka tefi), exhib dan PO terghibah dan terbaper (Piyanika skoriztkova), tim clearance sebelum check out (dwi, khaleeda), tim semprot dan ghibah (asa dan jamaah garuda40), tim Ganteng-ganteng seskoal untuk kebersihan toilet pengukuhan (rhendy – dendy), dan sebagai-sebagainyaaaaa…

****

Dari PDT ini saya semakin belajar tentang semangat berkolaborasi, bisanya dimana dan bisa bantu apa. Saya belajar ketulusan dan kepedulian dari teman-teman alumni yang datang. Saya belajar tentang dedikasi waktu yang mereka berikan. Saya belajar bahwa membentuk sebuah tim membutuhkan banyak hal detail untuk dilihat dan diamati perkembangannya. Saya belajar bagaimana membuat hal-hal rumit printilan jadi sederhana. Saya belajar untuk mengurangi ketidakenakan saya ketika meminta bantuan. Saya mendapatkan banyak teman bercerita di sini. Saya belajar bahwa komunikasi dengan buanyakkk orang itu harus tetap dipantau dan dijaga walaupun on rush. Saya belajar bahwa pasti ada pekerjaan-pekerjaan kecil yang teman-teman lain belum “ngeh itu penting”, dan disitulah saya bisa membantu. Saya belajar menggunakan berbagai jenis shampoo, detergent, sabun, dan odol (hahaahhaaa.. ketahuan tukang pake toiletriesss punya orang). Saya belajar bagaimana menengangkan orang yang panik dan emosi, meskipun saya juga orangnya panikan.

In the end, saya juga belajar banyak dari teman2 garuda42 yang sedang ikut program, ketulusan Adi, Keinisiatif-an Happy, dan kepekaan jefri, ketenangan Mia, kepedulian Dika, keaktivan Grandy, keenergikan tarian Endy-janice, keoptimisan Isach, Kebodoran Rere, dan sebagainya…

Terimaksih PDT SSEAYP 2015 yang memberikan Oktober yang membahana ……..

Leave a comment