Siaran tak sekedar berbicara


Ketika kamu ditanya “Apa yang lebih suka kamu dengarkan di radio?” pasti mayoritas jawabannya adalah lagu. Iya, kamu lebih senang mendengarkan lagu. Bahkan ketika seorang announcernya sedang bicara kamu pindah ke channel radio lain yang sedang memutar lagu yang kamu suka. Saya adalah tipikal orang yang mendengarkan satu full program termasuk mendengarkan announcernya. Kenapa?

Karena saya menghargai pekerjaan seorang announcer. Mungkin yang kita tangkap pekerjaan seorang announcer hanya bercakap-cakap saja. Tapi tugasnya cukup komplit dan butu kehati-hatian. Seorang announcer biasanya bertindak sebagai single operator. Dia membaca request-an kamu, mengatur play list termasuk lagu, iklan, jingle, belum lagi membacakan iklan. Dan itu dia lakukan secara simultan. Ketika kamu mengirim sms/tweet request, seorang announcer membacakan request kamu sambil keep speaking menggerakkan tangannya mencari lagu yang kamu request dan memasukannya ke dalam urutan play list. Pada saat lagu yang akan diputar dia harus membawakan background informasi tentang lagu tersebut dan tidak boleh menabrak lagu (ketika lirik dimulai, announcer harus pas berhenti berbicara) sambil menaikan volume lagu. Ribet, kan?

Seorang announcer juga berusaha untuk tahu psikologi kamu, atau mood kamu pada saat mendengarkan. Makanya dia tidak hanya memutarkan lagu yang sedih-sedih tetapi juga yang fun dan nge-beat. Coba dengarkan, dia juga selalu menyapa kamu yang lagi sedih karena bermasalah dengan pacar, yang sibuk mengerjakan tugas, atau yang baru dapet berita gembira.  Yang bisa saya share lagi di sini adalah seorang announcer akan selalu bersuara gembira walaupun sebenarnya dia sedang mengalami masalah yang luar biasa. Mungkin kamu belum tahu bagaimana rekan tandem saya sedang sangat jengkel karena bertengkar dengan pacarnya, namun dia tetap tertawa untuk menghibur para pendengarnya.

So, seorang peniyiar tidak hanya berbicara, tapi dia berusaha mengerti perasaan kamu dan menghibur kamu.