Tradisi Berbagi Cerita di Pojokan LIMAMU

Jam menunjukan pukul 18.30. Pembahasan materi debat sudah selesai. Lampu lantai 4 209 FPBS dimatikan. Saatnya turun lewat lift menuju lobi FPBS. Sepanjang jalan merekapun masih antusias membahas apa yang tadi perlu diperbaiki dalam debat tadi sambil melawan kegelapan lantai 4 gedung itu. Sesampainya di lobi mereka terpisah, ada yang langsung pulang karena harus menjajaki angkot menuju Ciroyom, Dayeuh Kolot, dan Ciroyom. Sisanya secara berjamaah berjalan ke tempat favorit untuk makan malam: LIMAMU.

Saya sering menyusup ke rombongan itu dan kadang ikut menghabiskan sore saya di satu ruang yang jarang dipakai di FPBS untuk belajar di klub debat. Di kala teman-teman seangkatan saya skripsian dan malah udah kerja, saya masih sering ke sini. Bagi saya skripsi ya skripsi, saatnya freelance ya freelance. Bagi saya ini juga hiburan. 🙂

Yak, LIMAMU, sebuah foodcourt di daerah Geger Kalong Girang dekat dengan SDN Isola. Inilah tempat makan yang menurut saya enak untuk beramai-ramai makan di tengah kesempitan daerah Gerlong. Di tempat inilah, setiap Senin, Rabu, atau Jumat malam saya dan mereka habiskan, terutama di lesehan paling pojok dekat dengan kamar mandi.  Biasanya meja itu sudah kami penuhi duluan, menganggap itu ruang privat milik kami untuk terbawa sedikit lebih bebas. Makanan berdatangan dari ayam cobek, nasi goreng, masakan jepang, masakan Thailand, dan ice warna-warni yang bervariasi sesuai dengan selera masing-masing dari kami. Dan pasti itu itu saja yang dipesan setiap kali datang ke LIMAMU. Mang-mang counter foodcourtpun mulai hafal.

Es melon Limamu favorit saya

Jika sebagian orang menganggap LIMAMU sebagai tempat makan siang dan mengobrol sebentar, lain halnya dengan kami.  2-3 jam rutin setiap minggunya kami habiskan di sini. Bercanda, berbagi pengalaman, bertanya tentang materi debat, sampai pembahasan seputar kuliah dari tugas mata kuliah ABCDE, dosen ini itu, sampai FPBS yangs sering krisis air, then I suggest you to always bring a bottle of water siapa tau mendadak pengen ke toilet. :). Di sinilah saya menemukan banyak mahasiswa 1-4 angkatan di bawah saya dengan karakter masing-masing, yang memiliki semangat belajar, beribadah dan berlomba. Ternyata mereka lebih rajin ketika saya seumuran mereka.

Bagi saya, berkumpul mengobrol bersama lama-lama adalah kesempatan yang berharga. Dengan begini, semuanya bisa saling dekat. Lebih tau si A suka ini dan tidak suka itu. Si B adalah anak seorang ini dan hidup seperti ini. Dan dalam konteks lebih dekat adalah ketika tidak saling canggung untuk meminta tolong dan dimintai pertolongan. Terkadang dalam organisasi kita mengenal seseorang yang pendiam, canggung, individualis, dll, namun kita tidak tau bagaimana dan mengapa dia seperti itu. Dengan berkumpul dan menghabiskan waktu bersama seperti ini bisa terlihat dan mencoba untuk menerima seseorang apa adanya. Di sini juga menjadi tempat untuk saling menginspirasi. Seperti tadi, datanglah teman kami untuk bercerita pengalamannya kemarin saat karantina PPAN, dia terpilih untuk Indonesia-Malaysia Youth Exchange Program.

Menjaga dan meningkatkan semangat untuk maju dan berkarya mudah-mudahan menjadi hasil dari tradisi makan dan mengobrol santai ini. Apapun bentuknya dan kapanpun waktunya, mudah-mudahan semuanya akan merasakan.

Semoga IMYEP ini jadi hadiah yang tak terlupakan untuk teman saya Gellar Ramadhan. Semoga semakin banyak teman dan pengalamannya. Selamat Ulang Tahun..

Mukee.. Ayo berprestasi lagiiiiii 🙂