Sudah Jadi Apa?

Ceritanya pagi ini saya mengantar adik kelas SMA saya ke kampus barunya. Dia baru saja lulus SNMPTN di Sastra Inggris UNPAD. Pagi yang menyenangkan di Jatinangor. Saya juga jadi ingat 4 tahun yang lalu dijemput pagi-pagi di jalan ambon untuk siap-siap ke UPI.

Patinya ada perbedaan ketika menjadi siswa dan menjadi mahasiswa. Mungkin bagi saya, adik kelas saya, dan mungkin teman-teman saya yang kampusnya jauh dari rumah, pasti mereka rela meninggalkan orang tua. Kehidupan baru dimana harus betah ngekos dan bisa mulai mandiri ditengah keluguan lingkungan belajar dan lingkungan kehidupan yang baru.

Ketika masih awal-awal, banyak yang terlihat cupu, gaptek, tidak kenal angkot, jarang punya teman, mudah terpengaruh dan lain-lain. Kehidupan ala mahasiswa banyak menawarkan pilihan jalan. Seorang anak yang dianggap pendiam saat SMA, bisa jadi anak yang cukup kritis di kelas. Anak yang dulunya pakaian seadanya, sekarang terlihat modis berlebihan diantara teman-temannya. Dulunya yang tidur jam8 malam, sekarang bisa pulang pagi habis dugem. Dulunya yang makan seadanya, sekarang maunya makan di fastfood restaurant yang minimal 20.000 rupiah sekali makan. Atau sebaliknya. Dulunya yang berpakaian biasa menjadi berjilbab. Dulunya yang sering minta uang orang tuanya sekarang sudah bisa kerja sendiri sedikit demi sedikit. Dulu yang SMAnya pendiam kupu-kupu sekarang ikut organisasi aktif di kampus. Everything is possible. Semua ada di tangan kita. Sekarang kita jadi apa dari apa?

Sembari mengingat ketika orang tua mengizinkan kita kuliah sejauh ini “Bapak Ibu nggak apa-apa koq ditinggal kamu, itu cita-cita kamu di sana yang harus kamu kejar, kamu pengen dapet gelar di kampus favoritmu kan?” kurang lebih begitulah perkataan orang tua. Mereka juga berpesan “Ya Bapak dan Ibu sebisa mungkin mencari uang sana-sini agar kuliahmu lancar dan bisa berkecukupan di sana” Hm…saya sedih jika mengingat kata-kata itu.

Ketika kuliah, kita ingin menghasilkan sesuatu. Ya memperoleh gelar, membanggakan orang tua, memandirikan diri, dan mencari teman. 4 tahun/lebih adalah waktu yang cukup yang harus dipakai. Di akhir tahun saya berkuliah S1, saya ingin mengenangnya dengan manis, banyak pengalaman dan mewujudkan setidaknya 4 target tersebut. 4 tahun ini saya mencoba berkarya pelan-pelan, bagaiamana dengan tahun-tahun yang kamu lewati?